(Apakah) Aku Seorang Penulis (?)


Sejak kecil aku suka membaca buku, seperti juga orang lain yang kutu buku. Saat kelas 1 SD, novel Harry Potter and the Sorcerer’s Stone pertama kali keluar dan aku langsung melahapnya habis. Selanjutnya aku selalu menunggu buku berikutnya keluar. Yah, bisa dibilang dulu sudah hafal di luar kepala semua ceritanya jauh sebelum filmnya muncul (sombong amat yak -,-).

Semakin besar bacaanku pun bertambah. Sekitaran SMP-SMA mulai kenal penulis-penulis Indonesia. Andrea Hirata, Dewi Lestari, Tere Liye, Ahmad Tohari, eyang Sapardi, banyaklah. Saat itu, dalam benakku yang disebut sebagai “penulis” ya beliau-beliau ini. Yang sudah punya karya dalam bentuk buku cetak dan dikenal luas di masyarakat. Atau penulis-kolumnis di surat kabar dan majalah, reporter lah. Yah, dulu belum zaman ada wattpad dan kawan-kawannya, jadi aku pribadi memang secara spesifik hanya mengakui penulis jenis itu.

Kemudian saat kuliah, aku terjun di dunia jurnalistik kampus. Mulai belajar cara menulis yang baik dan benar, kaidah berbahasa agar tulisan enak dibaca, serta pengolahan ide agar dapat dikembangkan menjadi tulisan. Dulu di Medisina kami menyebutnya, membahasakan bahasa dewa ke dalam bahasa sudra agar dipahami semua orang. Sangat seru! Dan saat-saat itulah aku mulai mencanangkan mimpi menjadi seorang penulis. Tentu masih dengan pemahamanku tentang siapa itu penulis yang sangat spesifik tadi.

Zaman Berganti, Arah Angin Berubah

Ampun Prof ._.


Sayangnya, penyakit mager menggerogoti keinginanku (dasar kaum rebahan!). Jadi waktu itu, saat sudah lulus kuliah aku berusaha mencari cara agar setidaknya aku bergerak mendekati impianku. Mulai dari iseng mendaftar jadi editor lepas di penerbit (aku ketawa sebenarnya kalau inget ini xD) sampai lalu iseng gugling kerjaan penulis freelance. Hingga akhirnya aku diterima di Kontenesia , sebuah start up yang bergerak di bidang penulisan artikel SEO profesional.

Awalnya aku hanya berpikir tentang menulis saja. Namun ternyata, Kontenesia bergerak dalam kerangka besar digital marketing yang menerapkan SEO bagi artikel-artikel dalam sebuah blog agar bisa menjadi search engine friendly, mudah dicari oleh mesin pencari seperti Google. Maka ada aturan-aturan khusus yang harus diikuti agar memenuhi kaidah SEO ini (silakan di-gugling lebih lanjut dengan kata kunci search engine optimization kalau penasaran hehe). Namun pada intinya ya, sebagai penulis artikel kerjaan kami adalah menulis.

Awalnya, aku berpikir bahwa kami bukanlah “penulis” yang beneran, seperti pemahamanku mengenai penulis sebelumnya. Kami tidak punya karya (cetak), kami bahkan “hanya” menulis berdasarkan pesanan tema yang diinginkan klien, pun setelah itu tulisan kami menjadi hak milik klien. Jadi waktu itu aku berpikir bahwa, ah aku bukan penulis beneran kok.

Namun lambat laun, beberapa pemahaman baru merasuki pikiranku. Ketika kemudian aku merasakan sulitnya riset untuk suatu tulisan, bahwa menulis satu paragraf saja terkadang harus membaca antara tiga hingga lima artikel untuk mendapat pemahaman yang baik. Ketika merasakan berjibaku dengan deadline padahal harus tetap menghasilkan tulisan berkualitas. Ketika mengalami stuck dan berusaha keras menghasilkan kata-kata lagi. Ketika klien protes dan meminta revisi. Lalu akhirnya ketika sebuah artikel selesai dan dipuji oleh editor dan klien…
“Hei, itu suatu proses panjang dan melelahkan lho! Masih mau bilang kamu bukan penulis, Dzer?!”
Satu suara di sudut hati kecilku berkata. Waktu itu sebenarnya aku pun masih denial. Sampai kemudian aku mengamati bagaimana penulis-penulis lain yang lebih senior bekerja. Barulah aku seperti tersadarkan, hei mereka ini penulis profesional lho! Pekerjaan mereka di sini bukan pekerjaan main-main sehingga bisa dianggap “bukan penulis beneran”. Mereka ini juga penulis!

Menghargai Keunikan Tiap Profesi

Setelah muncul pemahaman baru itu, bahwa aku, dan teman-teman penulis Kontenesia yang lain, bagaimanapun kami memang penulis. Hanya mungkin cara dan media kami saja yang berbeda. Lalu kemudian, sedikit harapan muncul. Rasanya membahagiakan mengetahui fakta itu. Sungguh 😊

Lalu aku juga mulai disadarkan, kini zaman sudah berubah. Banyak media bisa dipakai berekspresi. Mereka yang punya karya di medium seperti wattpad dan kawan-kawannya itu, apa mereka bukan penulis? Mereka yang tiap hari curhat panjang mengutarakan pemikirannya di blog, Facebook atau Instagram, bahkan Twitter sekalipun. apa mereka tak bisa disebut sebagai penulis? Bahkan kini banyak gerakan komunitas menulis yang mengajak orang berkarya seperti #30haribercerita di Instagram.

Dan kini, karakter pembaca pun juga berubah. Pembaca tak melulu menginginkan sebuah karya yang harus memenuhi genre tertentu. Asal suatu genre ada yang suka, maka karya itu bisa bertahan. Orang kini diberikan pilihan beragam untuk memenuhi selera masing-masing. Beruntunglah sebenarnya orang yang hidup di zaman ini, rasanya tak akan kekurangan bacaan sesuai selera.

Jadi, Apakah Aku Seorang Penulis?

Definisi penulis menurut kbbi.web.id

Kalau sekarang pertanyaan itu ditanyakan lagi padaku, aku akan dengan bangga mengatakan, ya aku adalah seorang penulis! Bahkan aku lebih bangga memperkenalkan profesi penulisku itu daripada,, ah sudahlah :p. Apakah menulis itu sulit? Bagaimana cara menjadi penulis? Apa semua orang bisa jadi penulis? Hmm, nantikan tulisan selanjutnya ya (kalau ada haha). ^_^

Komentar

  1. Alhamdulillah bisa mampir ke blog cakep ini. Udah pernah baca karya-karya Empu Tantular, sist?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hah, kenapa Empu Tantular dah? ._.

      Hapus
    2. yah beliau kan penulis terkenal era Majapahit. siapa tau sebagai penulis pernah mebaca karya besar beliau.

      Hapus
    3. haha belum. btw blognya bagus. trafiknya bagus kah kalau in english? kepikiran juga mau bikin blog medis tapi untuk awam dalam bahasa Indonesia. cuma belum nemu konsep detailnya

      Hapus
    4. belum bagus Ca, kalau in English, sebab kompetitor banyak. Ayo buat versi Indonesia. Ane juga mau bikin, konsep mirip Alomedika. bahan banyak kok, bisa dari situs luar, ditranslate dengan bahasa awam. Yah seperti majalah DOKTERKITA. Bahan dari referrat ente juga bisa.

      Ane dulu (10 tahun lalu), pernah bikin blog bahasa Inggris hasil translate gak karuan dari referrat dan bahan kuliah ane.

      Ayo Ca... mencerdaskan bangsa

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer