Password ku : namamu
Disclaimer: saya pernah baca cerita ini di link yang pernah di share di suatu medsos. Tapi maaf, sayangnya saya lupa link-nya. Menurut saya ceritanya menggelitik. Jadi saya akan coba menuliskannya dengan versi saya sendiri, karena versi yang pernah saya baca dulu agak… mungkin agak gak bisa diterima semua orang.hehe. Jadi, ini cerita daur ulang ya. Nah, beginilah ceritanya.
***
“Yak, rapat hari ini selesai ya.. jangan lupa kerjakan tugas masing-masing dan kalau ada kesulitan silahkan hubungi saya.”, kak Angga yang mempesona itu menutup pertemuan dengan senyum.
Ah,kenapa senyumnya begitu manis sih? Seakan-akan ia makhluk dari kahyangan yang suci dan tak tersentuh dosa. Aku pun hanya bisa memandanginya sambil berangan-angan, seandainya senyum itu bisa ada untukku setiap hari. Pasti semua urusan kuliahku akan terselesaikan dengan penuh semangat.haha
Oiya, namaku Anggi Wulandari. Mahasiswi semester tiga yang lagi semangat-semangatnya nyamperin kampus. Yaa mumpung jadi mahasiswa kan katanya gak boleh kuper ya? Selain kuliah, kegiatan lain yang aku ikuti seabrek. Mulai dari himpunan jurusan, ikut ukm pencak silat, paduan suara dan juga usaha kecil-kecilan online shop buat nambah2 uang saku. Pokoknya produktif lah!
Rapat tadi itu, untuk persiapan penyambutan mahasiswa baru di jurusanku. Sebagai mahasiswa semester tiga, kepengurusan kami yang lagi sibuk-sibuknya ngurusin kegiatan. Nah, kak Angga itu mahasiswa semester lima yang jadi steering comitee buat kami para panitia. Aku sendiri didapuk sebagai sekretaris umum acara penyambutan maba. Lumayan lah, seenggaknya aku bisa punya alasan buat sering-sering ketemu kak Angga, senyumnya itu lho!
Kak Angga memang idola banyak wanita. Ia baik hati dan tak segan berbagi ilmu dalam organisasi ini. Semua keluh kesah dan pertanyaan paling konyol dari kami sekalipun selalu ditanggapinya dengan sabar. Apalagi sepertinya Tuhan memberikan karunia wajah yang innocent kepadanya. Uuugh, bikin tambah deg-deg serrr kalau ketemu dia!!
Hari itu, aku sedang menikmati bekal makan siangku di bawah pohon rindang ketika telepon genggam ku bergetar hebat. Terdengarlah nada dering lagu pembuka film kartun kesayanganku: Doraemon!
“Nggiiii cepetan angkat telponnya. Berisik banget ih ringtone nya kayak anak kecil.”, temanku Rani yang duduk di sebelahku segera sewot.
“Iya sabar lah nanggung nih belum ketelen makanannya.”
Segera kugeledah tas dan kuraih hape ku. Kulihat nomor asing di sana, hemm sepertinya nomor kantor. Segera saja kuangkat telpon itu sebelum Rani mulai memprotesku lagi.
“Halo, selamat siang.”
“Selamat siang, dengan mbak Anggi?”, suara lelaki dari seberang telpon sepertinya suara bapak-bapak paruh baya yang tidak kukenal.
“Ya saya sendiri, Pak. Ada apa?”
“Ini dari dekanat mbak, mbak Anggi yang kemarin ngajuin proposal untuk penyambutan mahasiswa baru ya?”
“Iya pak benar. Bagaimana?”
“Ini mbak, untuk surat perijinan kegiatan format nya salah. Kalau kayak gini pak dekan nggak mau tanda tangan nanti. Saran saya diganti lagi aja mbak. Tapi masalahnya seminggu ke depan pak Dekan pergi ke luar kota. Jadi kalau bisa selesai hari ini mbak.”
“Hah, hari ini Pak? Gak bisa besok aja pak?”
“Ya kalau besok pak Dekan udah pergi mbak.”
Aku bimbang, memang pengerjaan proposal kemarin agak terburu-buru karena tenggat waktu. Kalau harus menunggu seminggu lagi bisa kacau semua acaranya.
“Baiklah pak, hari ini saya buat. Sampai jam berapa ya pak saya punya waktu?”
“kalau bisa sebelum jam 3 ya mbak. Sebelum pak Dekan pulang.”
“ya pak, terima kasih atas infonya.”
Telpon kututup. Tinggallah aku kelimpungan.
“Duuuh Ran, gimana ini, aku harus ganti surat perijinan sekarang. Kamu bawa laptop nggak? Pinjem dong pliiiiiiiis”
Seketika aku menyesal tidak membawa laptop karena hari ini hanya ada satu mata kuliah. Berat tau bawanya naik sepeda.
“wah maaf, laptop aku lagi diservis. Kemarin tiba2 nge-hang gitu. Duuuh, maafin ya.”
“waaaa aku kudu piyeeee????”
Di saat sedang gegana alias gelisah galau merana begitu, seketika kak Angga lewat di depan kami. Melihatnya bagaikan angin sejuk di tengah padang pasir. Aku pun lupa akan masalahku. Segera kupasang senyum terbaik untuk menyambutnya. Dia pun tersenyum balik. Duuuhhh, rasanya kayak kepanah cinta Arjuna deh :3
Saat sedang melambung ke langit tertinggi begitu, Rani menepuk pundak ku keras.
Aw! ngapain sih ni anak gangguin orang lagi seneng?!
“Nggi, ada kak Angga tuh.”
“Iya tau, dia ganteng ya?”
“Hiiih kamu nih malah nge khayal. Maksud aku, coba kamu minta tolong kak Angga buat pinjem laptop nya. Dia kan SC kamu. Pasti mau bantuin.”
Oh iya, kenapa aku bisa nggak kepikiran begitu ya daritadi. Cerdas juga idenya. Segera saja aku menyusul kak Angga.
“Kak Angga..”
Yang punya nama merasa dipanggil dan berbalik badan.
“Eh, kamu Anggi kan? Yang kemarin ketemu waktu rapat penyambutan maba?”
Waaaah, dia masih inget namaku!
“Iya kak. Hmm, maaf kak mau gangguin. Kakak lagi bawa laptop nggak? Barusan dekanat telpon katanya ada surat perijinan yang salah dan harus diganti hari ini. Aku lagi nggak bawa laptop nih. Kalau bisa mau pinjem dulu gitu laptop kakak. Maaf ya kak sebelumnya kalau ngrepotin.”
“Oh, gitu. Boleh nih laptopnya. Tapi ini aku mau ada kuliah jam 1. Kamu bawa dulu aja ya. Ntar kalau udah selesai kamu cariin aku aja, atau titipin di sekre himpunan.”
“Makasih banget ya kak, gak tau lah kalau nggak ada kakak ini bakal gimana.”, aku jadi terharu sama kebaikan kak Angga.
“Ah biasa aja, kan demi kelancaran acara kita juga. Semangat yak. Aku jalan dulu nih keburu telat.”
Aku masih berdiri mematung di situ sampai kak Angga lenyap dari pandangan. Rasanya aku tak mau melewatkan momen itu sedetik pun. Lalu aku berjalan balik lambat-lambat menuju Rani.
“Gimana dapet nggak laptopnya? Heh, ditanyain kok malah bengong sih. Kamu kenapa?”
Seketika aku tersadar dari lamunanku.
“Eh, oh iya ini dapet kok. Kak Angga baik banget mau minjemin. Yuk ah temenin aku kerjain suratnya.”
Kami pun mencari lokasi nyaman yang ada colokan nya buat ngerjain. Setelah dapat segera kubuka laptop dan booting.
“Lhaaa ini kok di password laptopnya!!”
“Lah, kamu tadi nggak nanya kak Angga?”
“Lupa, hehe.”
“Gimana sih. Kamu sih, terlalu fokus sama orangnya. Buruan gih sms. Keburu jam 3 lho.”
“Eh iya. Oke oke aku sms.”
Segera kuketik sms di hape:
“Kak, password laptopnya apa?”
Belum satu menit sms itu berbalas: “namamu”
Apa??!! Jadi selama ini kak Angga pakai namaku buat password?! Duh, berarti selama ini perhatian dia ke aku bukan cuma basa basi dong? Kok dia nggak pernah mengungkapkan perasaannya langsung ke aku sih? Kyaaaa, kenapa perasaanku jadi campur aduk gini ya?? :/
Aku pun mengetikkan password di laptop: Anggi. Enter. Gagal. Aku bingung. Kok gagal ya? Aku sms kak Angga lagi untuk memastikan.
“Kak, passwordnya pake huruf besar nggak?”
“Huruf kecil semua kok”
Kucoba lagi, gagal lagi.
Oh mungkin nama lengkap. Aku ketik: anggi wulandari. Enter. Gagal.
“Kak, pakai spasi nggak?”
“Nggak.”
Aku coba sekali lagi. Kenapa masih gagal ya?
“Kak, passwordnya nama panggilan apa nama panjangku?”
Agak lama kutunggu jawabannya dalam bingung. Sampai sms balasan datang lagi.
“Adek, kamu jangan bingung ya. Ketik aja passwordnya: n-a-m-a-m-u”
Saat itu aku tersadar akan sesuatu. Jadi,,bukan namaku? Duh, mau ditaruh mana mukaku ini T.T
***
Wkwk, ada yang pernah ngalamin kayak gitu? Awkward moment banget lah pasti. Dulu saya juga sempet ngobrolin ini sama temen dan lalu muncul lah ide2 aneh dalam pembuatan password.
Jadi kalau ada yang nanya: “Passwordmu apa?”
Kamu bisa seenaknya jawab dengan intonasi yang tepat: “mau tau banget”, “adadeh”, “menurutmu”, “urusanku”, “penting buat lo”, “sakkarepku”, “suka suka gue”, “itu lho”, “apa ya”, “duh lupa”, dst dst…
Haha, terima kasih sudah membaca ke-gaje-an saya :p
Kalau passwordmu apa? :)
***
“Yak, rapat hari ini selesai ya.. jangan lupa kerjakan tugas masing-masing dan kalau ada kesulitan silahkan hubungi saya.”, kak Angga yang mempesona itu menutup pertemuan dengan senyum.
Ah,kenapa senyumnya begitu manis sih? Seakan-akan ia makhluk dari kahyangan yang suci dan tak tersentuh dosa. Aku pun hanya bisa memandanginya sambil berangan-angan, seandainya senyum itu bisa ada untukku setiap hari. Pasti semua urusan kuliahku akan terselesaikan dengan penuh semangat.haha
Oiya, namaku Anggi Wulandari. Mahasiswi semester tiga yang lagi semangat-semangatnya nyamperin kampus. Yaa mumpung jadi mahasiswa kan katanya gak boleh kuper ya? Selain kuliah, kegiatan lain yang aku ikuti seabrek. Mulai dari himpunan jurusan, ikut ukm pencak silat, paduan suara dan juga usaha kecil-kecilan online shop buat nambah2 uang saku. Pokoknya produktif lah!
Rapat tadi itu, untuk persiapan penyambutan mahasiswa baru di jurusanku. Sebagai mahasiswa semester tiga, kepengurusan kami yang lagi sibuk-sibuknya ngurusin kegiatan. Nah, kak Angga itu mahasiswa semester lima yang jadi steering comitee buat kami para panitia. Aku sendiri didapuk sebagai sekretaris umum acara penyambutan maba. Lumayan lah, seenggaknya aku bisa punya alasan buat sering-sering ketemu kak Angga, senyumnya itu lho!
Kak Angga memang idola banyak wanita. Ia baik hati dan tak segan berbagi ilmu dalam organisasi ini. Semua keluh kesah dan pertanyaan paling konyol dari kami sekalipun selalu ditanggapinya dengan sabar. Apalagi sepertinya Tuhan memberikan karunia wajah yang innocent kepadanya. Uuugh, bikin tambah deg-deg serrr kalau ketemu dia!!
Hari itu, aku sedang menikmati bekal makan siangku di bawah pohon rindang ketika telepon genggam ku bergetar hebat. Terdengarlah nada dering lagu pembuka film kartun kesayanganku: Doraemon!
“Nggiiii cepetan angkat telponnya. Berisik banget ih ringtone nya kayak anak kecil.”, temanku Rani yang duduk di sebelahku segera sewot.
“Iya sabar lah nanggung nih belum ketelen makanannya.”
Segera kugeledah tas dan kuraih hape ku. Kulihat nomor asing di sana, hemm sepertinya nomor kantor. Segera saja kuangkat telpon itu sebelum Rani mulai memprotesku lagi.
“Halo, selamat siang.”
“Selamat siang, dengan mbak Anggi?”, suara lelaki dari seberang telpon sepertinya suara bapak-bapak paruh baya yang tidak kukenal.
“Ya saya sendiri, Pak. Ada apa?”
“Ini dari dekanat mbak, mbak Anggi yang kemarin ngajuin proposal untuk penyambutan mahasiswa baru ya?”
“Iya pak benar. Bagaimana?”
“Ini mbak, untuk surat perijinan kegiatan format nya salah. Kalau kayak gini pak dekan nggak mau tanda tangan nanti. Saran saya diganti lagi aja mbak. Tapi masalahnya seminggu ke depan pak Dekan pergi ke luar kota. Jadi kalau bisa selesai hari ini mbak.”
“Hah, hari ini Pak? Gak bisa besok aja pak?”
“Ya kalau besok pak Dekan udah pergi mbak.”
Aku bimbang, memang pengerjaan proposal kemarin agak terburu-buru karena tenggat waktu. Kalau harus menunggu seminggu lagi bisa kacau semua acaranya.
“Baiklah pak, hari ini saya buat. Sampai jam berapa ya pak saya punya waktu?”
“kalau bisa sebelum jam 3 ya mbak. Sebelum pak Dekan pulang.”
“ya pak, terima kasih atas infonya.”
Telpon kututup. Tinggallah aku kelimpungan.
“Duuuh Ran, gimana ini, aku harus ganti surat perijinan sekarang. Kamu bawa laptop nggak? Pinjem dong pliiiiiiiis”
Seketika aku menyesal tidak membawa laptop karena hari ini hanya ada satu mata kuliah. Berat tau bawanya naik sepeda.
“wah maaf, laptop aku lagi diservis. Kemarin tiba2 nge-hang gitu. Duuuh, maafin ya.”
“waaaa aku kudu piyeeee????”
Di saat sedang gegana alias gelisah galau merana begitu, seketika kak Angga lewat di depan kami. Melihatnya bagaikan angin sejuk di tengah padang pasir. Aku pun lupa akan masalahku. Segera kupasang senyum terbaik untuk menyambutnya. Dia pun tersenyum balik. Duuuhhh, rasanya kayak kepanah cinta Arjuna deh :3
Saat sedang melambung ke langit tertinggi begitu, Rani menepuk pundak ku keras.
Aw! ngapain sih ni anak gangguin orang lagi seneng?!
“Nggi, ada kak Angga tuh.”
“Iya tau, dia ganteng ya?”
“Hiiih kamu nih malah nge khayal. Maksud aku, coba kamu minta tolong kak Angga buat pinjem laptop nya. Dia kan SC kamu. Pasti mau bantuin.”
Oh iya, kenapa aku bisa nggak kepikiran begitu ya daritadi. Cerdas juga idenya. Segera saja aku menyusul kak Angga.
“Kak Angga..”
Yang punya nama merasa dipanggil dan berbalik badan.
“Eh, kamu Anggi kan? Yang kemarin ketemu waktu rapat penyambutan maba?”
Waaaah, dia masih inget namaku!
“Iya kak. Hmm, maaf kak mau gangguin. Kakak lagi bawa laptop nggak? Barusan dekanat telpon katanya ada surat perijinan yang salah dan harus diganti hari ini. Aku lagi nggak bawa laptop nih. Kalau bisa mau pinjem dulu gitu laptop kakak. Maaf ya kak sebelumnya kalau ngrepotin.”
“Oh, gitu. Boleh nih laptopnya. Tapi ini aku mau ada kuliah jam 1. Kamu bawa dulu aja ya. Ntar kalau udah selesai kamu cariin aku aja, atau titipin di sekre himpunan.”
“Makasih banget ya kak, gak tau lah kalau nggak ada kakak ini bakal gimana.”, aku jadi terharu sama kebaikan kak Angga.
“Ah biasa aja, kan demi kelancaran acara kita juga. Semangat yak. Aku jalan dulu nih keburu telat.”
Aku masih berdiri mematung di situ sampai kak Angga lenyap dari pandangan. Rasanya aku tak mau melewatkan momen itu sedetik pun. Lalu aku berjalan balik lambat-lambat menuju Rani.
“Gimana dapet nggak laptopnya? Heh, ditanyain kok malah bengong sih. Kamu kenapa?”
Seketika aku tersadar dari lamunanku.
“Eh, oh iya ini dapet kok. Kak Angga baik banget mau minjemin. Yuk ah temenin aku kerjain suratnya.”
Kami pun mencari lokasi nyaman yang ada colokan nya buat ngerjain. Setelah dapat segera kubuka laptop dan booting.
“Lhaaa ini kok di password laptopnya!!”
“Lah, kamu tadi nggak nanya kak Angga?”
“Lupa, hehe.”
“Gimana sih. Kamu sih, terlalu fokus sama orangnya. Buruan gih sms. Keburu jam 3 lho.”
“Eh iya. Oke oke aku sms.”
Segera kuketik sms di hape:
“Kak, password laptopnya apa?”
Belum satu menit sms itu berbalas: “namamu”
Apa??!! Jadi selama ini kak Angga pakai namaku buat password?! Duh, berarti selama ini perhatian dia ke aku bukan cuma basa basi dong? Kok dia nggak pernah mengungkapkan perasaannya langsung ke aku sih? Kyaaaa, kenapa perasaanku jadi campur aduk gini ya?? :/
Aku pun mengetikkan password di laptop: Anggi. Enter. Gagal. Aku bingung. Kok gagal ya? Aku sms kak Angga lagi untuk memastikan.
“Kak, passwordnya pake huruf besar nggak?”
“Huruf kecil semua kok”
Kucoba lagi, gagal lagi.
Oh mungkin nama lengkap. Aku ketik: anggi wulandari. Enter. Gagal.
“Kak, pakai spasi nggak?”
“Nggak.”
Aku coba sekali lagi. Kenapa masih gagal ya?
“Kak, passwordnya nama panggilan apa nama panjangku?”
Agak lama kutunggu jawabannya dalam bingung. Sampai sms balasan datang lagi.
“Adek, kamu jangan bingung ya. Ketik aja passwordnya: n-a-m-a-m-u”
Saat itu aku tersadar akan sesuatu. Jadi,,bukan namaku? Duh, mau ditaruh mana mukaku ini T.T
***
Wkwk, ada yang pernah ngalamin kayak gitu? Awkward moment banget lah pasti. Dulu saya juga sempet ngobrolin ini sama temen dan lalu muncul lah ide2 aneh dalam pembuatan password.
Jadi kalau ada yang nanya: “Passwordmu apa?”
Kamu bisa seenaknya jawab dengan intonasi yang tepat: “mau tau banget”, “adadeh”, “menurutmu”, “urusanku”, “penting buat lo”, “sakkarepku”, “suka suka gue”, “itu lho”, “apa ya”, “duh lupa”, dst dst…
Haha, terima kasih sudah membaca ke-gaje-an saya :p
Kalau passwordmu apa? :)
Ge-er bisa menyerang siapa saja :-D
BalasHapus